Monday 20 July 2020

Kedudukan Wanita Sebelum Datangnya Islam


Islam merupakan agama yang sempurna, setiap aturan dalam islam tidak lain untuk memuliakan pemeluknya. Islam merupakan agama yang tidak ada kecacatan didalamnya. Kesempurnaannya membuat decak kagum bagi orang yang sudah memahaminya. Islam hadir ditengah-tengah kejahiliyahan dan merubah kejahiliyahan tersebut kepada cahaya kemuliaan.

Wanita merupakan makhluk Allah yang diciptakan dengan berbagai keindahan. sebelum hadirnya Islam wanita dipandang begitu hina. Inilah kedudukan perempuan diberbagai belahan bumi sebelum datangnya Islam.

Wanita dalam pandangan orang-orang Yunani

Sebelum datangnya Islam, Yunani memandang wanita begitu hina. Wanita tidak memiliki status serta kedudukan yang mulia ditengah-tengah masyarakat. Bahkan ada keyakinan bahwa wanita merupakan penyebab segala penderitaan dan musibah yang menimpa manusia. Dan wanita merupakan makhluk yang paling rendah derajatnya. Wanita yang paling derajatnya pada masa ini adalah seorang pelacur. Sehingga pelacur itu sebagai kiblat masyarakat Yunani. Bahkan kisah mereka diangkat dalam dongeng.

Wanita dalam pandangan orang-orang Romawi

Romawi sebelum datangnya islam menganggap bahwa wanita hanya ajang pemuas nafsu laki-laki saja. Bahkan slogan mereka “Mengikat mereka tanpa melepaskannya…” laki-laki memiliki hak penuh atas keluarganya sebagimana hak raja atas rakyatnya. Dia berhak mengatur istri dan anak perempuannya sesuai dengan selera nafsunya.

Wanita dalam pandangan penduduk Persia

Sebelum datangnya Islam, di Negri Persia wanita dilarang menikah dengan laki-laki yang tidak memiliki baju besi yang bermacam-macam. Sedangkan laki-laki memiliki kebebasan dalam memperturutkan hawa nafsunya, dia adalah raja hanya karena semata-mata seorang laki-laki.
Bahkan tatkala haid wanita diusir dari tempatnya ketempat jauh, dan tidak boleh ada yang mengunjunginya kecuali pembantu yang mengantarkan makanan.

Wanita di negri Cina

Sebelum Islam hadir, seorang ayah tidak memberikan warisan kepada anak perempuannya. Tidak boleh bagi wanita menuntut atau meminta harta ayahnya sedikitpun selagi dia bukan seorang anak laki-laki. Mereka menganggap wanita sebagai racun yang merusak kebahagiaan dan harta.

Wanita di Negri India

Di Negri India wanita dianggap sebagai sumber kesalahan dan penyebab kemunduran akhlak maupun mental. Sehingga wanita diharamkan dalam hak-hak pemerintahan dan warisan. Bahkan mereka tidak memiliki hak hidup setelah suaminya wafat, sehingga dia harus mati di hari kematian suaminyadan dibakar hidup-hidup bersama suaminya dalam satu tempat pembakaran.

Wanita dalam Pandangan Yahudi

Ada pun wanita menurut orang-orang Yahudi bahwa wanita adalah makhluk terendah dan hina. Wanita ibarat barang tak berharga yang dapat dibeli di pasar-pasar. Mereka menganggap bahwa bagi laki-laki, wanita adalah satu pintu dari pintu jahannam karena wanitalah yang dituduh menggerakan dan membawa mereka pada dosa. Dari wanitalah terpancar mata air musibah yang menimpa manusia seluruhnya. Mereka berkeyakinan bahwa wanita adalah laknat karena telah menggoda Adam.

Wanita dalam pandangan orang-orang Nasrani

Mereka menggambarkan wanita sebagi biang dari kemaksiatan, akar dari kejahatan dan dosa. Wanita adalah salah satu ppintu-pintu jahnnam bagi laki-laki, karena mereka telah mendorong dan membawa laki-laki unttuk berbuat dosa. Seorang pemuka Nasrani yang bernama Tirtolian berkata “Wanita adalah pintu syetan kedalam jiwa manusia, wanita pulalah yang mendorong seseorang mendekati pohon yang dilarang, melanggar aturan Tuhan dan suka menggoda laki-laki.

Wanita dalam pandangan Bangsa Arab Jahiliya

Bangsa Arab Jahiliyah menganggap wanita begitu hina, bahkan kelahiran anak perempuan dianggap aib yang begitu memalukan, sehingga pada masa itu apabila lahir anak perempuan, maka mereka akan membunuhnya dengan mengubur hidup-hidup. 

Sumber: Mereka Adalah Para Shahabiyat/At-Tibyan
sumber link : https://www.islampos.com/ini-kedudukan-wanita-sebelum-datangnya-islam-46172/