Di dunia ini ada sesuatu
hal yang paling pasti adanya. Yang kepastiannya disepakati oleh semua orang.
Siapapun dia. Apapun agamanya. Bahkan atheis yang tidak percaya adanya tuhanpun
meyakini adanya sesuatu hal ini. Apakah sesuatu hal tersebut? Itulah kematian.
Iya, semua orang meyakini adanya kematian.
Kematian adalah
suatu yang pasti datang. Setiap yang bernyawa pasti akan menemui ajalnya.
Allah SWT telah
berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ - 3:185
Setiap
jiwa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya akan disempurnakan pahalamu di
hari kiamat kelak. Barangsiapa yang
dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam syurga maka sungguh ia telah
beruntung. Sungguh kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang menipu. (Al
Imran : 185)
**************
Kematian tidak
melihat siapa kita. Tidak memandang status social kita. Yang miskin akan mati
dan yang kaya juga akan mati. Rakyat biasa juga akan
mati dan pejabat akan mati.
Kematian juga tidak pandang usia. Yang
tua akan mati. Yang mudapun jika sudah datang ajalnya juga pasti akan mati. Betapa banyak bayi mati. Betapa remaja yang masih sangat belia dan sehat mati. Sementara banyak juga orang yang sakit-sakitan mati di usia tua. Karena memang kematian adalah rahasia Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا
جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُون (الأعراف :
34 )
Tiap-tiap
umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
Tidak
seorangpun tau kapan, dimana dan bagaimana dia akan mati. Apakah di rumah
ataukah di jalanan. Apakah dia mati ketika sedang ibadah atau maksiat. Apakah
dalam keadaan sakit atau dalam keadaan sehat dan segar bugar. Jika ajal telah
datang maka tidak ada yang bisa menghalanginya.
Jadi
tidak seorangpun tahu kapan, dimana dan bagaimana dia akan menemui ajalnya. Karena
memang kematian adalah misteri Ilahi, hanya Allah SWT yang tahu.
Allah
SWT berfirman:
.....
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ
أَرْضٍ تَمُوتُ ......
Dan
tidak seorangpun tau apa yang akan dia lakukan esok hari. Dan tidak seorangpun
tau di bumi mana dia akan mati
Oleh
Karena itu, janganlah kita terpedaya oleh kesibukan dunia. Jangan sampai
kesenangan dan kesibukan urusan dunia melalaikan kita. Karena kematian datang
tiba-tiba.
Karena
kita tidak tau kapan, dimana dan bagaimana kita akan mati, maka seharusnyalah
kita selalu berada dalam ketaatan. Kita harus selalu berada di jalan yang diridhoi Allah
SWT. Jangan sampai Allah mencabut
nyawa kita ketika sedang melakukan maksiat. Nauzu billah min zalik.
Apalagi
dalam sebuah riwayat dikatakan
يموت
المرؤ على ما عاش عليه
Cara
mati seseorang ditentukan kebiasaan hidupnya
Jika seseorang ketika hidupnya suka
beribadah maka ada kecendungan dia akan diwafatkan dalam keadaan sedang
beribadah. Walaupun ini tidak pasti. Sementara jika dia ketika hidupnya suka
bermaksiat maka ada kecendrungan juga dia akan mati dalam keadaan sedang bermaksiat. Waliyadzu billah.
Alangkah indahnya dan beruntungnya jika
seorang hamba mati ketika sedang beribadah, sedang shalat, puasa, membaca quran
dan amal kebaikan lainnya. Dan Alangkah buruknya nasib seseorang yang mati
dalam keadaan sedang bermaksiat.
Semoga Allah tutup usia kita dengan
husnul khatimah dan dijauhkan dari suúl khatimah.
***********
Demikianlah hakikat kematian.
Pertanyaan yang paling penting kemudian
adalah apakah kita sudah siap menghadapi kematian? Apa yang sudah kita siapkan
untuk mengahadapi kematian? Amal apakah yang sudah kita lakukan sebagai bekal
hidup kita setelah mati? Inilah pertanyaan yang harus selalu kita tanyakan pada
diri kita masing-masing.
Rasulullah menuturkan:
الكيس من دان لنفسه وعمل لما بعد الموت ....
(هذا حديث صحيح على شرط البخاري ولم يخرجاه)
“Orang yang cerdas ialah orang yang
dapat menundukkan jiwanya (agar selalu taat kepada Allah, pent) dan ia
senantiasa beramal untuk hari sesudah kematiannya.”(Almustadrak Alashshohihain
dalam Kitabul Iman)
Jadi orang yang paling hebat dan
cerdas bukanlah orang yang paling tinggi pendidikannya dan paling banyak gelar
akademiknya. Tapi yang paling hebat dan cerdas adalah orang selalu
mempersiapkan diri untuk hidup setelah mati.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk
mempersiapkan diri menghadapi kematian?
Setidaknya Ada 3 hal penting yang
perlu kita lakukan sebagai persiapan kita untuk menghadapi kematian:
1-
Taubat
Amal yang pertama yang harus kita lakukan
untuk mempersiapkan diri sebelum ajal menjemput adalah bertaubat kepada Allah
SWT.
Bertaubatlah kita sebelum ajal datang.
Bertaubat dari semua dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu.
Baik dosa besar maupun dosa kecil.
Sungguh tidak ada manusia yang
sempurna. Tidak ada manusia yang tidak berdosa. Tidak ada yang ma’sum selain
Rasulullah SAW. Semua orang pasti pernah berdosa. Tapi sebaik-baik orang
berdosa adalah orang banyak bertaubat.
Rasulullah bersabda:
كل بنى آدم خطاء ،
وخير الخطائين التوابون
“Setiap manusia banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang
bersalah adalah orang banyak bertaubat”
Marilah kita sama-sama bertaubat
kepada Allah SWT. Bertaubat dengan sebenar-benarnya. Menyesali semua dosa yang
penah kita lakukan, dengan penyesalan yang mendalam. Kemudian kita bertekad dan
berjanji untuk tidak mengulanginya kembali.
Namun jika kita jatuh lagi pada perbuatan
maksiat itu, maka kita harus bertaubat lagi. Jika jatuh lagi, kita bertaubat
lagi. Karena Allah adalah Attawwab : Yang maha menerima taubat hambaNya.
Allah adalah AlGhafur : Maha pengampun.
Kita harus bertaubat setiap hari
sepanjang hidup kita. Sembari mengatakan astaghfirullah… astaghfirullah
sebanyak-banyaknya.
Kita mesti meneladani Rasulullah SAW.
Sesungguhnya Rasulullah bertaubat setiap hari. Beliau beristighfar tidak kurang
dari 70 kali atau 100 kali setiap hari. Padahal kita tau bahwa beliau adalah
manusia yang ma’sum yang terjaga dari dosa dan maksiat.
2-
Beramal shaleh.
Hal yang kedua yang harus kita lakukan
adalah beramal shaleh.
Amal shalehlah bekal dan modal yang
sesungguhnya untuk kehidupan setelah mati.
Ketika kita sudah meninggal tidak ada
yang akan menemani kita nanti di alam kubur. Harta yang kita kumpulkan di dunia
akan ditinggalkan. Keluarga yang kita cintai yang kita berjuang habis-habisan
untuk membahagiakan mereka juka tidak akan mau menemani kita di dalam kubur.
Jabatan yang kita banggakan di dunia tidak ada gunanya di akhirat nanti.
Semuanya akan kita tinggalkan. Yang akan mengikuti kita kelak hanyalah satu.
Itulah amal shaleh.
Ada sebuah kisah nyata yang pernah diceritakan oleh seorang
dai.
Diceritakan ada seorang yang kaya raya. Memiliki harta
berlimpah. Dia sudah lanjut usia. Menjelang wafatnya dia sakit. Pada waktu
sakit itu dia mengumpulkan anak-anaknya. Dia katakan: “Wahai anak-anakku,
sebelum meninggal ayah ingin berwasiat. Ada dua wasiat dari ayah. Ayah harap
kalian mau melaksanakannya nanti jika ayah meninggal.
Anak-anaknya bertanya: "apa gerangan wasiat itu wahai ayahanda?"
Ayahnya menjawab: "Wasiat yang pertama wahai anakku, ayah punya kaos kaki kesayangan. Walaupun sudah lama tapi ayah sangat suka dengan kaos kaki ini. ayah berwasiat jika nanti ayah mati maka pakaikan kaos kaki ini di kaki ayah tepat ketika ayah akan dikafankan.
"Adapun wasiat kedua". kata sang ayah "di dalam lemari itu ada surat untuk kalian. Jika nanti ayah mati bacalah surat itu tepat ketika ayah hendak dikafankan". Seminggu setelah itu, laki-laki tua yang kaya raya itupun meninggal. Ketika hendak dikafankan anak-anaknya mengatakan kepada Ustadz yang mengurusi jenazah laki-laki tersebut.
Anak-anaknya bertanya: "apa gerangan wasiat itu wahai ayahanda?"
Ayahnya menjawab: "Wasiat yang pertama wahai anakku, ayah punya kaos kaki kesayangan. Walaupun sudah lama tapi ayah sangat suka dengan kaos kaki ini. ayah berwasiat jika nanti ayah mati maka pakaikan kaos kaki ini di kaki ayah tepat ketika ayah akan dikafankan.
"Adapun wasiat kedua". kata sang ayah "di dalam lemari itu ada surat untuk kalian. Jika nanti ayah mati bacalah surat itu tepat ketika ayah hendak dikafankan". Seminggu setelah itu, laki-laki tua yang kaya raya itupun meninggal. Ketika hendak dikafankan anak-anaknya mengatakan kepada Ustadz yang mengurusi jenazah laki-laki tersebut.
“Wahai Ustadz …” kata
anaknya. “sebelum meninggal ayah kami berwasiat untuk dipakaikan kaos kaki ini
padanya sebelum dikafankan”.
Ustadz tersebut
menjawab: “jenazah tidak boleh dipakaikan apapun selain dari kain kafan ini”.
Mereka ngotot agar wasiat itu dilaksanakan. Tapi ustadz tersebut tetap tidak
mau. Karena memang hal itu tidak dibolehkan. Dia berkata: “jika kalian ngotot
silahkan kalian cari ustadz lain untuk mengurusi jenazah ayah kalian”.
Akhirnya mereka
mengikuti apa yang dikatakan oleh ustadz tersebut. Lalu ustadz itupun bertanya:
“apakah ada wasiat lain dari ayah kalian?” mereka menjawab: “ada ustadz”.
Lalu mereka
mengeluarkan secarik kertas dari sebuah lemari. Apakah isi wasiat tersebut?
Isi
wasiat tersebut adalah: “wahai anak-anakku, kalian tahu bahwa ayah kaya raya.
Ayah punya banyak harta. Namun coba kalian lihat. Semua harta yang ayah miliki tidak
berguna bagi ayah. Semuanya ayah tinggalkan. Bahkan kaos kaki yang sudah lama
dan sudah bolong-bolong itupun tidak bisa menemani ayah di dalam kubur”.
Hadirin
rohimakumullah…
Lihatlah,
bagaimana banyaknya harta seseorang tidak bermanfaat baginya ketika dia sudah
mati.
Sesungguhnya
yang bermanfaat bagi seseorang ketika sudah mati adalah amalan shaleh ketika
hidup di dunia.
Harta
yang ditinggalkan akan menjadi bermanfaat bagi si mayit jika harta tersebut
disedekahkan oleh ahli warisnya dengan niat pahalanya dihadiahkan untuk si
mayit tersebut.
3-
Banyak Mengingat Mati
Hal ketiga yang mesti kita lakukan
adalah banyak-banyak mengingat kematian.
Rasulullah SAW bersabda:
أكثروا ذكر هاذم اللذات
Perbanyaklah mengingat pemotong
kelezatan (HR Attirmidzi, Kitab Azzuhd)
Apakah yang dimaksud dengan pemotong
kenikmatan? Itulah kematian.
Kita diperintahkan untuk mengingat
kematian, agar apa?
Addaqqoq
pernah berkata:
من أكثر من ذكر الموتSiapa yang banyak
mengingat mati
أكرم بثلاثة أشياء: Dia akan diberikan 3
hal
تعجيل التوبة، segera bertaubat
وقناعة القلب، rasa cukup atas apa yang Allah berikan.
Tidak tamak dan tidak melakukan hal-hal yang haram untuk mendapatkan apa yang
ia inginkan.
ونشاط العبادة، rajin
beribadah. Kenapa? Karena dia merasa kematian selalu mengintainya.
ومن نسي الموت dan siapa yang lupa bahwa dia akan mati
عوقب بثلاثة أشياء: dia akan ditimpakan 3
hal
تسويف التوبة، suka menunda-nunda taubat
وترك الرضى بالكفاف، selalu merasa tidak
cukup atas apa yang dia miliki
والتكاسل في العبادة dan
malas beribadah .