Oleh: K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu”. (asy-Syarh: 1-2)
• Semua kemudahan berawal dari lapang dada. Ketika meringankan beban Nabi saw, Allah memulainya dengan melapangkan dadanya.
• Ketika mendapat tugas berat menemui Fir’aun, Nabi Musa as meminta terlebih dahulu agar dadanya dilapangkan.
اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
“Pergilah kepada Fir’aun, dia benar-benar telah melampaui batas. Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku”. (Thaha: 24-26)
• Berat dan ringannya sesuatu tergantung lapang dan sempitnya dada. Bila dadamu lapang, insya Allah semua urusan menjadi gampang. Kerumitan terjadi, bila dada mulai sempit.
• Lapangkan dada dengan istighfar, taubat, ikhlas, dzikrullah, tawakal dan semua ketaatan lainnya. Juga dengan membuang sombong, dengki, dendam kesumat dan penyakit-penyakit hati lainnya.
• Ikhlas membuat dada menjadi lapang. Orang ikhlas pasti lapang dadanya sehingga mudah melaksanakan berbagai ketaatan dan kebaikan, baik yang memberikan keuntungan pribadi di dunia atau pun tidak. Karena dia hanya berharap balasan dari Allah.
إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“.. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah; dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang -orang Muslim (berserah diri)”.(Yunus: 72)
• Sombong membuat dada menjadi sempit. Orang sombong membusungkan dada, karena dadanya sempit. Di dalam dada orang sombong ada barrier yang menyempitkan dadanya sehingga tidak mudah mengakui dan mengikuti kebenaran:
وَإِن يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِن يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
“...Kalau pun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya…”. (al-A’raf: 146)
• Semua ajaran Islam, bila dilaksanakan dengan benar, membuat dada menjadi lapang. Demikian pula sebaliknya. Ini sekaligus bisa menjadi alat ukur sejauh mana komitment kita dengan ajaran-ajaran Islam:
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِ سْلَا مِ ۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَ نَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَآءِ ۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan melapangkan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (Al-An'am: 125)
No comments:
Post a Comment